Untuk pemancar televisi warna harus memancarkan 5 (lima) sinyal pokok yaitu :
1.
Sinyal yang berkenaan dengan suara
2.
Sinyal yang berkenaan dengan kecerahan atau
kecerlangan gambar yang disebut sebagai ‘sinyal luminansi’, dan sinyal
luminansi ini harus mengandung sedikit mungkin sinyal warna.
3.
Sinyal yang berkenaan dengan nada warna atau sinyal
krominan dimana sinyal krominan ini harus mengandung sedikit mungkin sinyal
luminansi.
4.
Sinyal untuk sinkronisasi vertical dan horizontal
5.
Dan sinyal
ledakan (burst signal)
Pada hakekatnya, standard televisi warna yang
digunakan ada dua macam, yaitu sistem phase Alternation Line (PAL) dan sistem
Nasional Television System Committee (NTSC).
Sistem PAL Standard
PAL Standard
merupakan sistem yang digunakan di Indonesia. Sistem ini memenuhi sifat
kompatibilitas, dan ia merupakan perbaikan dari sistem NTSC. Pada PAL standard
reproduksi dari warna gambar asli dapat dilakukan dengan baik pada penerima
televisi warna. Bahkan sinyal itupun dapat diterima serta direproduksi dengan
baik pula oleh penerima televisi monokrom, sehingga dapat menghasilkan gambar
hitam-putih yang sesuai. Begitu pula untuk program hitam-putih dapat diterima
dengan baik oleh penerima televisi warna serta mampu mereproduksi gambar
hitam-putih sebagaimana mestinya.
Itu semua
dikarenakan adanya sinyal luminan yang mengatur terangnya gambar (sinyal
luminan ini sifatnya sama dengan sinyal gambar untuk televisi hitam-putih)
serta sinyal krominan yang mengatur nada warna primer yang ada.
Gambar 1. Sinyal warna yang ditangkap kamera
dan diumpankan ke rangkaian matriks
Bentuk dasar dari sistem kamera TV warna
ditunjukkan pada gambar 1 Disini sinyal warna primer MHB diproses dalam
rangkaian Matriks. Dari rangkaian Matriks inilah kemudian di pancarkan sinyal
luminan dan sinyal krominan. Dengan demikian bila program yang dipancarkan oleh
pemancar TV warna diterima oleh penerima TV monokrom, maka yang berguna
hanyalah sinyal luminan, sedangkan bila program tersebut diterima oleh penerima TV warna maka kedua
sinyal itu digunakan (sinyal luminan dan krominan).
Pada penerima TV warna, sinyal luminan dan
sinyal krominan digabungkan menjadi satu untuk memperoleh sinyal MHB. Sinyal
luminan dinyatakan dengan Y. Untuk memperoleh warna primer MHB dari tiga
komponen sinyal (M-Y), (H-Y) dan (B-Y), maka dapat dibentuk dengan menggunakan
Y sebagai berikut:
(M-Y) + Y = M
(H-Y) + Y = H
(B-Y) + Y = B
Sinyal-sinyal (M-Y), (H-Y), (B-Y) disebut
sebagai ‘Color difference signal’
(sinyal selisih warna a).
Sinyal Luminansi
Bahwa untuk memproduksi gambar hitam-putih
pada penerima TV monokrom apabila ia menerima isyarat warna, maka pemancar TV
warna perlu memancarkan sinyal luminansi (sinyal kecerlangan gambar) atau
sinyal Y.
Untuk membuat sinyal Y adalah dengan jalan
mencampur 3 sinyal warna primer MHB (yang dilakukan oleh tabung kamera) dengan
perbandingan tertentu dilakukan dengan menggunakan rangkaian matriks.
Pencampuran dari ketiga isyarat warna primer
untuk memperoleh sinyal luminansi menggunakan perbandingan yang disesuaikan
dengan tingkat kepekaan indera mata dalam menangkap kuat cahaya. Karena mata memiliki
kepekaan yang paling tinggi terhadap kuat warna hijau maka menggunakan 59%.
Kemudian untuk merah 30% dan biru 11% (karena mata paling kurang peka terhadap
warna biru). Jadi untuk memperoleh sinyal luminan adalah dengan memperhatikan
sifat kepekaan mata terhadap kuat cahaya warna dan mencampurnya menjadi
satu.dengan demikian perbandingan itu ditulis sebagai berikut:
Y = 0,3M + 0,59H + 0,11B
Kalau misalnya obyek yang diambil berwarna
putih terang, maka ketiga tabung gambar akan memiliki keluaran yang sama. Hal
ini dikarenakan pada televisi sudah dikonstruksi sedemikian rupa sehingga bila
obyek yang diambil putih terang, masing-masing output tabung gambar akan
memiliki level sama dan berharga 1 Volt. Jadi bila tegangan Merah Hijau dan
Biru masing-masing 1 Volt, maka untuk Y juga 1 Volt sebagaimana rumus yang
telah disebutkan. Tetapi kalau misalnya kamera mengambil obyek merah 1 Volt,
sedangkan hijau dan biru masing-masing 0 Volt, maka tegangan Y bernilai 0,3
Volt.
Sinyal luminan dinyatakan dengan Y, tegangan
dinyatakan dengan V, maka tegangan sinyal luminan dinyatakan dengan VY,
tegangan sinyal merah dinyatakan dengan VM, tegangan sinyal hijau dinyatakan
dengan VH, dan tengan sinyal biru VB, lalu untuk menyatakan tegangan luminansi:
Y = 0,3M + 0,59H + 0,11B
Tegangan luminansi:
VY = 0,3VM + 0,59VH + 0,11VB
kalau masing-masing kamera menghasilkan
tegangan dan dikalikan dengan masing-masing ketentuan, hasil kali dari ketiga
tegangan itu dijumlahkan. Artinya kalau tegangan yang dihasilkan kamera merah
dikalikan 0,3, tegangan kamera hijau dikalikan 0,59 dan tegangan yang
dihasilkan kamera biru dikalikan 0,11, kemudian
hasil kali dari ketiga tegangan itu dijumlahkan, maka akan didapat
gambar monokrom.
Sinyal Selisih Warna
Penembak-penembak electron dalam tabung gambar
perlu dikemudikan dengan tegangan-tegangan yang bersala dari tabung kamera M, H
dan B. kalau pada pemancar tengah melakukan pemodulasian MHB, maka dalam
penerima pun setelah terjadi pendeteksian akan terdapat pula MHB. Sinyal-sinyal
MHB inilah yang nantinya akan mengemudikan penembak-penembak electron dalam
tabung gambar.
Contoh soal:
Dimisalkan penerima TV warna menerima
informasi sinyal yang terdiri dari :
Sinyal Y = 0,12 Volt
Sinyal M = 2 Volt dan
Sinyal B = 6 Volt.
Berapakah penerima TV warna memproduksi sinyal
H?
Jawab:
Diketahui Y = 0,12 Volt, M = 2 Volt dan B = 6
Volt
Dari persamaan : Y= 0,3M + 0,59H + 0,11B
VY = 0,3 VM + 0,59 VH + 0,11 VB
0,12 = 0,3.2 + 0,59 .VH + 0,11.6
0,12 = 0,6 + 0,59 + 0,66
Jadi H = (0,6 + 0,59 + 0,66) .0,12
H = 0,22 Volt
Sebenarnya Merah dan Biru tidak dipancarkan
sebagai sinyal M dan sinyal B, tetapi pemancar mereproduksi tegangan sinyal
(M-Y) dan (B-Y). sinyal-sinyal (M-Y) dan (B-Y) inilah yang dimodulasikan pada
gelombang pembawa serta dipancarkan. Sinyal M-Y ini disebut sebagai ‘sinyal
selisih merah’ dan B-Y ini disebut sebagai ‘sinyal selisih biru’.
Sinyal selisih warna ini berbeda dengan sinyal
luminan. Kalau sinyal luminan berkenaan dengan kecerlangan gambar. Tetapi
sinyal selisih warna adalah memberi informasi tingkat warna serta kejenuhan
(kroma).
Sinyal selisih warna ini dibentuk dari warna
primer dengan jalan mengurangi dengan sinyal luminan yang dilakukan pada
rangkaian matriks. Sinyal selisih warna berubah dengan berubahnya krominansi
dan kejenuhan obyek. Cara membentuk sinyal selisih warna perlu diketahui lebih
dahulu persamaan-persamaan:
Y
= 0,3M + 0,59H + 0,11B
M-Y =
(0,59+0,11)M – 0,59H – 0,11B
= 0,7M – 0,59H – 0,11B
B-Y
= -0,3M – 0,59H + (0,3+0,59)B
= -0,3M – 0,59H + 0,89B
H-Y
= -0,3M + (0,3 + 0,11)H – 0,11B
= -0,3 + 0,41H – 0,11B
Seperti yang diketahui bahwa untuk membuat
sinyal (H-Y) adalah dengan mencampur sinyal (M-Y) dan (B-Y). dengan demikian
berdasarkan persamaan-persamaan dapat diketahui:
Y =
0,3M + 0,59H + 0,11B
0,3M + 0,59H + 0,11B – Y = 0
Y =
0,3Y + 0,59H + 0,11Y
Dari persamaan yang sudah disebutkan maka
didapat:
0,3 (M-Y) + 0,59 (H-Y) + 0,11 (B-Y) = 0
0,59 (H-Y) = -0,3 (M-Y) – 0,11 (B-Y)
(H-Y) = - 0,3/0,59 (M-Y) – (0,11/0,59) (B-Y)
= -0,51 (M-Y) – 0,19 (B-Y)
Dari persamaan yang ada terlihat bahwa (H-Y)
adalah -0,51 (M-Y) – 0,19 (B-Y). dengan demikian bila dilakukan pencampuran 51%
(M-Y) dengan 19% (B-Y) serta polaritasnya berlawanan maka akan dihasilkan
(H-Y). Jadi bila pemancar mengirimkan sinyal selisih warna (M-Y) dan (B-Y) maka
penerima sudah mampu menghasilkan (H-Y) sebagai sinyal selisih warna yang lain.
Dari uraian diatas dapat dikatakan bahwa
pemancar hanya memancarkan sinyal-sinyal Y, (M-Y) dan (B-Y) atau sinyal
luminan, sinyal selisih warna meran dan sinyal selisih warna biru. Untuk sinyal
selisih warna merah dan sinyal selisih warna biru akan dipancarkan apabila
kedua sinyal itu telah terlebih dahulu dilemahkan. Dalam sistem PAL standard,
sinyal selisih waran merah (M-Y) yang sudah dilemahkan disebut sebagai sinyal
‘V’, sedangkan sinyal selisih warna biru yang sudah dilemahkan (B-Y) disebut
sinyal ‘U’ dengan lebar bidang dari masing-masing sinyal itu adalah 1,3 MHz,
dan berlaku rumus:
V = 0,877 (M-Y)
U= 0,493 (B-Y)
Sumber : http://gersom-pehe-elekronika-komunikasi.blogspot.com/2017/03/sinyal-tv-warna-standard.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar