Senin, 21 September 2020

Mengukur Sinyal RGB Televisi

Pertama anda lihat di pcb RGB di moncongnya crt.Terus pastikan dan tandai KG, KB, KR. avo meter pada posisi 250v. colok hitam jepitkan di ground crt.colok merah pada yg ditandai tadi.

Hidupkan tv ...lihat di avo mtr nya akan menunjuk nilai .bila normal tv normal maka nilainnya berkisar 100-115v tergantung jenis tv nya. dan 3 titik itu harus memiliki nilai volt yg sama. bila salah satu (KG,KB,KR) ada ada yg nilai di bawah 60 volt, maka warna gambar tv akan tidak sinkron (dominan) .

Bila demikian kejadiannya maka tinggal di urut anda akan menjumpai 3 Resistance yg watt besar nilainya 12 k.biasannya ini sering putus. atau cek rgb input di jek nya itu.masing2 berkisar 3-4volt. cek juga pada ke 3 penguat transistor nya.

CRT Board atau blok RGB, yang menempel di ujung CRT TV, merupakan board yang padanya, terdapat rangkaian penguat R, G dan B, yang ke tiganya bisa disebut identik, yang juga merangkap sebagai penyalur tegangan Heater, Focus dan Screen.

Rangkaian penguat RGB, memperkuat tegangan output IC Video Processor TV atau tegangan input VGA Monitor yang hanya beberapa volt , menjadi beberapa ratus volt

Untuk TV atau Monitor lama, maka padanya, ada terpasang VR untuk menyetel penguatan, VR R-DRIVE, VR G-DRIVE, VR B-DRIVE dan ambangnya, VR R-BIAS, VR G-BIAS, VR B-BIAS.

Untuk catu tegangannya, diambil dari rangkaian power supply yang berasal dari FBT, dengan tegangan sekitar 200 volt DC.

Untuk menyetel VR2 tersebut, maka buat gambar nenjadi hitam putih, yang untuk TV, kendali COLOR nya dibuat minimum dan untuk Monitor, tampilkan gambar hitam putih.

Setel VR2 BIAS sedemikian, sehingga gambar yang.putih sekali atau bersaturasi, sehingga menjadi putih.

Setelah itu, setel VR2 DRIVE sedemikian, sehingga gambar abu2 benar2 menjadi abu2.

Tidak mudah menyetelnya.

Kalau di pabrik, digunakan gambar Pola Teknik atau Pattern Generator, saat penyetelan VR2 BIAS, digunakan gambar putih bersaturasi, White dan saat penyetelan VR2 DRIVE digunakan gambar balok2 abu2, Gray Scale.

Tegangan G1 bervariasi, ada yang dikonek langsumg ke ground (contoh toshiba) sehingga tegangan 0v, ada yang pake dioda dan elco.

Teg G2 diatur dari screen, biasanya sekitar 600v, saat diukur pake voltmeter biasanya akan drop sampai 350v-an, ditandai layar jadi gelap. tegangannya DC.

Tabung CRT pada dasarnya adalah tabung Pentodha (Lima elektroda) dengan urutan sbb :

1. Katoda : sumber elektron

2. G1 = stuur rooster sekarang disebut control Grid : kendali elektron

3. G2 = Scherm rooster sekarang disebut Screen Grid : untuk Percepatan elektron

4. G3 = Focus :untuk focus

5. Anoda = Aquadag : untuk landing elektron

 

Pengaturan Tegangan pada Tabung TV :

1. G1 harus lebih rendah dari K sekitar minus 50 Volt dari Katodha (dulu disebut Bias atau simbolnya -C )

2. G2 harus lebih tinggi dari K sekitar 350 sampai 500 (bisa diset melalui pengatur yang ada pada Trafo EHT (flyback)

3. Focus harus sangat tinggi sekitar 4000 sampai 10000 Volt (bisa diset melalui pengatur yang ada pada Trafo EHT (flyback)

4. Anoda Aquadag harus yang tertinggi sekitar 25000 Volt atau lebih

Semuanya adalah tegangan DC jika Tanpa Signal, akan tetapi pada Anoda adalah AC berbentuk Pulse

Karena pada TV sekarang signal dimasukkan lewat katodha dengan kopling langsung, maka tegangan katoda sekitar 120 sampai 150 Volt tergantung kebutuhan penguat Akhir Video dan G1 haruslah lebih rendah sekitar 50 Volt dari itu. ini dikarenakan Tabung tsb bekerja pada Class B dan tidak jarang yang menyetel G2 hingga mendekati Class A

Bagian-bagian dari PCB RGB Televisi Tabung

Gambar di bawah ini menunjukkan bagian-bagian dari pcb RGB TV tabung, ini salah satu contoh saja, kemungkinan akan berbeda posisi kakinya untuk merk TV yang lain.


 

Gambar 1. Bagian-bagian PCB RGB TV Tabung

Keterangan :

1.            GND (Ground)

2.            Green Cathode (Katoda Hijau)

3.            G2

4.            Red Cathode (Katoda Merah)

5.            G1

6.            H (Heater/Pemanas)

7.            GND (Ground)

8.            Blue Cathode (Katode Biru)

 

http://ekasolusi.blogspot.com/2015/09/cara-ukur-tegan-di-blok-rgb-tv-g1-dan.html

https://www.youtube.com/watch?v=35RynsLbojw

link mengukur RGB : https://www.youtube.com/watch?v=_C5Kbe55CKw

 


Jumat, 18 September 2020

Membuat program percabangan sederhana dengan menggunakan perintah IF/ELSE

 Program Menentukan kelulusan siswa berdasarkan nilai

Langkah-langkah :

1.       Buka aplikasi coding C

2.       Ketik list program berikut ini :

 


Gambar 1. Program Menentukan kelulusan siswa berdasarkan nilai

 

Tabel 1. Penjelasan kode program (Sumber : https://www.duniailkom.com/tutorial-belajar-c-struktur-dasar-kode-program-bahasa-pemrograman-c/)

 

Kode program

Penjelasan

#include<stdio.h>

 

 

Perintah #include digunakan untuk memasukkan sebuah file khusus yang memungkinkan kita mengakses berbagai fitur tambahan dalam bahasa C.

File stdio.h berisi kode program agar nantinya kita bisa mengakses perintah printf dan scanf. File stdio.h sendiri merupakan singkatan dari Standard Input/Output.

File include ini juga sering disebut sebagai header file, dan karena itu pula menggunakan akhiran .h.

 

Int main()

 

 

Struktur main() pada dasarnya merupakan sebuah fungsi (function). Isi dari function ini diawali dan diakhiri dengan tanda kurung kurawal ” { ” dan ” } “. Di dalam tanda kurung inilah “isi” dari kode program penyusun fungsi main() ditulis.

Kode int sebelum main() menandakan nilai kembalian atau hasil akhir dari function main(). Kode int merupakan singkatan dari integer, yakni tipe data angka bulat.

 

{

tanda awal isi program

char nama[10];

 

Deklarasi variable :

nama = nama siswa yang akan diperiksa kelulusannya (variabel)

char artinya jenis variable adalah huruf

[10] artinya maksimal nama adalah sepuluh huruf, boleh diganti dengan  angka yg lain sesuai keperluan

int nilai;

Deklarasi variable :

nilai =  nilai dari siswa (variabel)

int artinya jenis variable adalah angka

printf(“Masukkan Nama Siswa =”);

Perintah printf digunakan untuk menampilkan sesuatu ke layar. Perintah ini merupakan bagian dari stdio.h, sehingga jika kita ingin menggunakannya, harus terdapat baris perintah #include <stdio.h> di bagian paling awal kode program bahasa C.

Teks yang ingin ditampilkan ditulis dalam tanda kurung dan di dalam tanda kutip dua, seperti: printf(“Masukkan Nama Siswa = ”); Hasil dari perintah ini, akan tampil teks Masukkan Nama Siswa = di layar.

scanf(“%s”,&nama);

Perintah scanf, atau lebih tepatnya function scanf() adalah perintah bahasa C untuk menerima masukan ke dalam program, yakni sebagai sarana input dari pengguna.

Dengan menggunakan perintah scanf, kita bisa membuat program yang lebih interaktif, yakni meminta data dari user / pengguna. Data ini nantinya bisa disimpan ke dalam variabel dan diolah lebih lanjut untuk kemudian ditampilkan kembali.

Dalam program ini scanf menerima masukan nama siswa yang akan diisikan oleh user setelah program dijalankan.

Perintah %s adalah untuk menandakan bahwa data yang digunakan sebagai variable adalah type huruf

printf("Masukkan Nilai Siswa = ");

Hasil dari perintah ini, akan menampilkan teks Masukkan Nilai Siswa =di layar.

 

scanf(“%d”,&nilai);

Perintah scanf, atau lebih tepatnya function scanf() adalah perintah bahasa C untuk menerima masukan ke dalam program, yakni sebagai sarana input dari pengguna.

Dengan menggunakan perintah scanf, kita bisa membuat program yang lebih interaktif, yakni meminta data dari user / pengguna. Data ini nantinya bisa disimpan ke dalam variabel dan diolah lebih lanjut untuk kemudian ditampilkan kembali.

Dalam program ini scanf menerima masukan nilai siswa akan diisikan oleh user setelah program dijalankan.

Perintah %d adalah untuk menandakan bahwa data yang digunakan sebagai variable adalah type bilangan bulat

 

if (nilai>=75)

 

perintah IF untuk menentukan kelulusan, jika nilai lebih besar atau sama dengan 75 maka siswa dengan nama yg sdh diisikan di atas dinyatakan lulus

{printf("Siswa LULUS atas nama = %s", nama);}

 

Jika nilai lebih besar atau sama dengan 75 maka akan mencetak tulisan Siswa LULUS atas nama = ………

tanda titik2 di atas adalah nama siswa yang di periksa kelulusannya.

else{printf("Siswa GAGAL atas nama = %s", nama);}

Jika diisi nilai selain nilai di atas (selain lebih besar atau sama dengan 75  maka akan dicetak tulisan Siswa GAGAL atas nama = ………

tanda titik2 di atas adalah nama siswa yang di periksa kelulusannya.

return (0);

Perintah return 0; berhubungan dengan kode int main(void) sebelumnya. Disinilah kita menutup function main() yang sekaligus mengakhiri kode program bahasa C.

}

tanda akhir isi program

3.        Jalankan program dengan mengklik tulisan RUN pada pojok kanan atas aplikasi Coding C.



 

Gambar 2. Klik tulisan RUN

4.       Setelah di klik RUN akan muncul permintaan untuk mengisi nama siswa gambar berikut ini :

Gambar 3. Mengisi Nama Siswa

 

5.       Isi nama siswa dengan nama Rahmi. Hasilnya seperti gambar berikut :

 

Gambar 4. Hasil dari mengisi  nama siswa

 

6.       Kemudian tekan ENTER, dan akan muncul permintaan untuk mengisi nilai siswa, seperti gambar di bawah ini.

 


Gambar 5. Mengisi nilai siswa

7.       Isi nilai siswa dengan nilai 75. Hasilnya seperti gambar berikut :

 

Gambar 6. Hasil dari mengisi nilai siswa

8.       Kemudian tekan ENTER, dan akan muncul hasil akhir dari program Menentukan kelulusan siswa berdasarkan nilai, seperti gambar di bawah ini.

 



Gambar 7. Hasil akhir program

9.       Program selesai, tekan ENTER untuk kembali ke menu kode program.

10.   Untuk mendapatkan hasil GAGAL, silahkan diulangi programnya, dan diisikan nama Rahman pada langkah ke-4 dan isikan nilai 65 pada langkah ke-6

11.   Nama dan nilai diatas sebagai contoh saja boleh diisikan dengan nama dan nilai yang lain, yang jelas program ini digunakan untk menentukan kelulusan siswa berdasarkan nilai, jika nilai siswa lebih besar atau sama dengan 75 maka siswa dinyatakan lulus. Jika nilai siswa kurang dari 75 maka dinyatakan gagal.

 

Senin, 14 September 2020

Teori sinyal warna pada televisi tabung

 

Untuk pemancar televisi warna harus memancarkan 5 (lima) sinyal pokok yaitu :

1.       Sinyal yang berkenaan dengan suara

2.       Sinyal yang berkenaan dengan kecerahan atau kecerlangan gambar yang disebut sebagai ‘sinyal luminansi’, dan sinyal luminansi ini harus mengandung sedikit mungkin sinyal warna.

3.       Sinyal yang berkenaan dengan nada warna atau sinyal krominan dimana sinyal krominan ini harus mengandung sedikit mungkin sinyal luminansi.

4.       Sinyal untuk sinkronisasi vertical dan horizontal

5.       Dan sinyal ledakan (burst signal)

 

Pada hakekatnya, standard televisi warna yang digunakan ada dua macam, yaitu sistem phase Alternation Line (PAL) dan sistem Nasional Television System Committee (NTSC).

 

Sistem PAL Standard

PAL Standard merupakan sistem yang digunakan di Indonesia. Sistem ini memenuhi sifat kompatibilitas, dan ia merupakan perbaikan dari sistem NTSC. Pada PAL standard reproduksi dari warna gambar asli dapat dilakukan dengan baik pada penerima televisi warna. Bahkan sinyal itupun dapat diterima serta direproduksi dengan baik pula oleh penerima televisi monokrom, sehingga dapat menghasilkan gambar hitam-putih yang sesuai. Begitu pula untuk program hitam-putih dapat diterima dengan baik oleh penerima televisi warna serta mampu mereproduksi gambar hitam-putih sebagaimana mestinya.

Itu semua dikarenakan adanya sinyal luminan yang mengatur terangnya gambar (sinyal luminan ini sifatnya sama dengan sinyal gambar untuk televisi hitam-putih) serta sinyal krominan yang mengatur nada warna primer yang ada.

 



Gambar 1. Sinyal warna yang ditangkap kamera dan diumpankan ke rangkaian matriks

 

Bentuk dasar dari sistem kamera TV warna ditunjukkan pada gambar 1 Disini sinyal warna primer MHB diproses dalam rangkaian Matriks. Dari rangkaian Matriks inilah kemudian di pancarkan sinyal luminan dan sinyal krominan. Dengan demikian bila program yang dipancarkan oleh pemancar TV warna diterima oleh penerima TV monokrom, maka yang berguna hanyalah sinyal luminan, sedangkan bila program tersebut  diterima oleh penerima TV warna maka kedua sinyal itu digunakan (sinyal luminan dan krominan).

 

Pada penerima TV warna, sinyal luminan dan sinyal krominan digabungkan menjadi satu untuk memperoleh sinyal MHB. Sinyal luminan dinyatakan dengan Y. Untuk memperoleh warna primer MHB dari tiga komponen sinyal (M-Y), (H-Y) dan (B-Y), maka dapat dibentuk dengan menggunakan Y sebagai berikut:

(M-Y) + Y = M

(H-Y) + Y = H

(B-Y) + Y = B

 

Sinyal-sinyal (M-Y), (H-Y), (B-Y) disebut sebagai ‘Color difference signal’          (sinyal selisih warna a).

 

Sinyal Luminansi

Bahwa untuk memproduksi gambar hitam-putih pada penerima TV monokrom apabila ia menerima isyarat warna, maka pemancar TV warna perlu memancarkan sinyal luminansi (sinyal kecerlangan gambar) atau sinyal Y.

Untuk membuat sinyal Y adalah dengan jalan mencampur 3 sinyal warna primer MHB (yang dilakukan oleh tabung kamera) dengan perbandingan tertentu dilakukan dengan menggunakan rangkaian matriks.

Pencampuran dari ketiga isyarat warna primer untuk memperoleh sinyal luminansi menggunakan perbandingan yang disesuaikan dengan tingkat kepekaan indera mata dalam menangkap kuat cahaya. Karena mata memiliki kepekaan yang paling tinggi terhadap kuat warna hijau maka menggunakan 59%. Kemudian untuk merah 30% dan biru 11% (karena mata paling kurang peka terhadap warna biru). Jadi untuk memperoleh sinyal luminan adalah dengan memperhatikan sifat kepekaan mata terhadap kuat cahaya warna dan mencampurnya menjadi satu.dengan demikian perbandingan itu ditulis sebagai berikut:

 

Y = 0,3M + 0,59H + 0,11B

 

Kalau misalnya obyek yang diambil berwarna putih terang, maka ketiga tabung gambar akan memiliki keluaran yang sama. Hal ini dikarenakan pada televisi sudah dikonstruksi sedemikian rupa sehingga bila obyek yang diambil putih terang, masing-masing output tabung gambar akan memiliki level sama dan berharga 1 Volt. Jadi bila tegangan Merah Hijau dan Biru masing-masing 1 Volt, maka untuk Y juga 1 Volt sebagaimana rumus yang telah disebutkan. Tetapi kalau misalnya kamera mengambil obyek merah 1 Volt, sedangkan hijau dan biru masing-masing 0 Volt, maka tegangan Y bernilai 0,3 Volt.

Sinyal luminan dinyatakan dengan Y, tegangan dinyatakan dengan V, maka tegangan sinyal luminan dinyatakan dengan VY, tegangan sinyal merah dinyatakan dengan VM, tegangan sinyal hijau dinyatakan dengan VH, dan tengan sinyal biru VB, lalu untuk menyatakan tegangan luminansi:

 

Y = 0,3M + 0,59H + 0,11B

Tegangan luminansi:

VY = 0,3VM + 0,59VH + 0,11VB

 

kalau masing-masing kamera menghasilkan tegangan dan dikalikan dengan masing-masing ketentuan, hasil kali dari ketiga tegangan itu dijumlahkan. Artinya kalau tegangan yang dihasilkan kamera merah dikalikan 0,3, tegangan kamera hijau dikalikan 0,59 dan tegangan yang dihasilkan kamera biru dikalikan 0,11, kemudian  hasil kali dari ketiga tegangan itu dijumlahkan, maka akan didapat gambar monokrom.

 

Sinyal Selisih Warna

Penembak-penembak electron dalam tabung gambar perlu dikemudikan dengan tegangan-tegangan yang bersala dari tabung kamera M, H dan B. kalau pada pemancar tengah melakukan pemodulasian MHB, maka dalam penerima pun setelah terjadi pendeteksian akan terdapat pula MHB. Sinyal-sinyal MHB inilah yang nantinya akan mengemudikan penembak-penembak electron dalam tabung gambar.

 

Contoh soal:

Dimisalkan penerima TV warna menerima informasi sinyal yang terdiri dari :

Sinyal Y = 0,12 Volt

Sinyal M = 2 Volt dan

Sinyal B = 6 Volt.

Berapakah penerima TV warna memproduksi sinyal H?

 

Jawab:

Diketahui Y = 0,12 Volt, M = 2 Volt dan B = 6 Volt

Dari persamaan :  Y= 0,3M + 0,59H + 0,11B

VY = 0,3 VM + 0,59 VH + 0,11 VB

0,12 = 0,3.2 + 0,59 .VH + 0,11.6

0,12 = 0,6 + 0,59 + 0,66

 

Jadi H = (0,6 + 0,59 + 0,66) .0,12

H = 0,22 Volt

 

Sebenarnya Merah dan Biru tidak dipancarkan sebagai sinyal M dan sinyal B, tetapi pemancar mereproduksi tegangan sinyal (M-Y) dan (B-Y). sinyal-sinyal (M-Y) dan (B-Y) inilah yang dimodulasikan pada gelombang pembawa serta dipancarkan. Sinyal M-Y ini disebut sebagai ‘sinyal selisih merah’ dan B-Y ini disebut sebagai ‘sinyal selisih biru’.

 

Sinyal selisih warna ini berbeda dengan sinyal luminan. Kalau sinyal luminan berkenaan dengan kecerlangan gambar. Tetapi sinyal selisih warna adalah memberi informasi tingkat warna serta kejenuhan (kroma).

 

Sinyal selisih warna ini dibentuk dari warna primer dengan jalan mengurangi dengan sinyal luminan yang dilakukan pada rangkaian matriks. Sinyal selisih warna berubah dengan berubahnya krominansi dan kejenuhan obyek. Cara membentuk sinyal selisih warna perlu diketahui lebih dahulu persamaan-persamaan:

Y         =  0,3M + 0,59H + 0,11B

M-Y    = (0,59+0,11)M – 0,59H – 0,11B

            = 0,7M – 0,59H – 0,11B

B-Y     = -0,3M – 0,59H + (0,3+0,59)B

= -0,3M – 0,59H + 0,89B

H-Y     = -0,3M + (0,3 + 0,11)H – 0,11B

= -0,3 + 0,41H – 0,11B

 

Seperti yang diketahui bahwa untuk membuat sinyal (H-Y) adalah dengan mencampur sinyal (M-Y) dan (B-Y). dengan demikian berdasarkan persamaan-persamaan dapat diketahui:

 

Y =      0,3M + 0,59H + 0,11B

0,3M + 0,59H + 0,11B – Y = 0

Y =      0,3Y + 0,59H + 0,11Y

 

Dari persamaan yang sudah disebutkan maka didapat:

0,3 (M-Y) + 0,59 (H-Y) + 0,11 (B-Y) = 0

0,59 (H-Y) = -0,3 (M-Y) – 0,11 (B-Y)

(H-Y) = - 0,3/0,59 (M-Y) – (0,11/0,59) (B-Y)

= -0,51 (M-Y) – 0,19 (B-Y)

 

Dari persamaan yang ada terlihat bahwa (H-Y) adalah -0,51 (M-Y) – 0,19 (B-Y). dengan demikian bila dilakukan pencampuran 51% (M-Y) dengan 19% (B-Y) serta polaritasnya berlawanan maka akan dihasilkan (H-Y). Jadi bila pemancar mengirimkan sinyal selisih warna (M-Y) dan (B-Y) maka penerima sudah mampu menghasilkan (H-Y) sebagai sinyal selisih warna yang lain.

Dari uraian diatas dapat dikatakan bahwa pemancar hanya memancarkan sinyal-sinyal Y, (M-Y) dan (B-Y) atau sinyal luminan, sinyal selisih warna meran dan sinyal selisih warna biru. Untuk sinyal selisih warna merah dan sinyal selisih warna biru akan dipancarkan apabila kedua sinyal itu telah terlebih dahulu dilemahkan. Dalam sistem PAL standard, sinyal selisih waran merah (M-Y) yang sudah dilemahkan disebut sebagai sinyal ‘V’, sedangkan sinyal selisih warna biru yang sudah dilemahkan (B-Y) disebut sinyal ‘U’ dengan lebar bidang dari masing-masing sinyal itu adalah 1,3 MHz, dan berlaku rumus:

 

V = 0,877 (M-Y)

U= 0,493 (B-Y)

 

 

 

Sumber : http://gersom-pehe-elekronika-komunikasi.blogspot.com/2017/03/sinyal-tv-warna-standard.html

Minggu, 13 September 2020

Perulangan dalam Bahasa C++

Perulangan adalah suatu proses eksekusi statemen-statemen dalam sebuah program secara terus-menerus sampai terdapat kondisi untuk menghentikannya. Operasi perulangan / looping selalu dijumpai didalam berbagai bahasa pemrograman, hal tersebut karena struktur perulangan akan sangat membantu dalam efisiensi program.

Dalam C++ terdapat 3 macam struktur perulangan, yaitu : Struktur For, Struktur While dan Struktur Do While. Pada kesempatan kali ini kita akan membahas mengenai 3 macam struktur perulangan tersebut lengkap dengan contoh program beserta penjelasannya, dimana contoh program kami buat menggunakan aplikasi Coding C yang berbasis Android OS.

Sebelum kita membahas 3 macam perulangan, pertama-tama kita pelajari terlebih dahulu konsep perulangan secara mendasar dengan memperhatikan program dibawah ini:

 

#include<stdio.h>

 

Int main()

Printf(‘Belajar perulangan C++\n”);

Printf(‘Belajar perulangan C++\n”);

Printf(‘Belajar perulangan C++\n”);

Printf(‘Belajar perulangan C++\n”);

Printf(‘Belajar perulangan C++\n”);

Printf(‘Belajar perulangan C++\n”);

Printf(‘Belajar perulangan C++\n”);

Printf(‘Belajar perulangan C++\n”);

Printf(‘Belajar perulangan C++\n”);

Printf(‘Belajar perulangan C++\n”);

Return (0)

}

Maksud dari program diatas adalah untuk menampilkan teks " Belajar perulangan C++ " sebanyak sepuluh kali. Apabila ditinjau dari hasilnya, program diatas memang benar tetapi secara algoritma hal tersebut jelas salah karena tidak efisien, terutama dari segi besarnya ukuran program yang dibuat. Mungkin untuk 10 kali perulangan kita belum melihat bahwa program tersebut tidak efisien, namun bagaimana jika kita ingin menampilkan teks diatas sebanyak 1000 kali? Jika kita menggunakan cara diatas, tentu waktu dan tenaga kita akan terbuang sia-sia. Maka dari itu, dalam menghadapi kasus-kasus seperti ini, kita harus menggunakan struktur perulangan.

Namun untuk melakukan perulangan statemen kita harus mengenal dengan baik aturan-aturan yang terdapat di dalam setiap jenis perulangan sehingga kita dapat terhindar dari kesalahan-kesalahan yang tidak diinginkan,  berikut penjelasan dari 3 macam struktur perulangan yang terdapat dalam bahasa C++

3 Macam Struktur Perulangan C++ :

1. Struktur Perulangan For

Struktur perulangan / pengulangan jenis for biasanya digunakan untuk melakukan perulangan yang telah diketahui banyaknya. Biasanya jenis perulangan for dianggap sebagai jenis perulangan yang paling mudah dipahami.

Untuk melakukan perulangan dengan menggunakan struktur perulangan for, kita harus memiliki sebuah variabel sebagai indeksnya. Namun perlu sekali untuk diperhatikan bahwa tipe data dari variabel yang akan digunakan sebagai indeks haruslah tipe data yang mempunyai urutan yang teratur, misalnya tipe data int (0,1,2, ... ) atau char ('a' , 'b' , 'c' , ... ).

Adapun bentuk umum dari struktur perulangan for adalah seperti yang tampak dibawah ini:

for(variabel = nilai_awal ; kondisi_saat_berjalan ; variable++)

// Untuk perulangan yang sifatnya menaik (increment) Pastikan nilai awal  < kondisi saat berjalan

{

     Statemen_yang_akan_diulang;

}

 

for(variabel = nilai_awal ; kondisi_saat_berjalan ; variable--)

// Untuk perulangan yang sifatnya menurun (decrement) Pastikan nilai  awal  > kondisi saat berjalan

{

     Statemen_yang_akan_diulang;

}

 

Sebagai catatan bahwa jika kita melakukan perulangan yang sifatnya menaik (increment) maka nilai awal dari variabel yang kita definisikan haruslah lebih kecil dari nilai akhir yang dituliskan dalam kondisi (kondisi saat berjalan). Sebaliknya jika kita akan melakukan perulangan yang sifatnya menurun (decrement) maka nilai awal harus lebih besar dari nilai akhir.

 

Contoh Program dengan Struktur For

Berikut ini contoh program yang menunjukkan perulangan dengan menggunakan struktur for. Program akan ditulis dalam dua tipe, yaitu perulangan for yang sifatnya menaik (increment) dan perulangan for yang sifatnya menurun (decrement).

Contoh perulangan For yang sifatnya menaik (increment)

#include<stdio.h>

int main()

{

     int MD;

     for(MD=0;MD<8;MD++)

   {

          printf("Belajar perulangan C++\n");

     }

 

     return 0;

}

 

Contoh perulangan For yang sifatnya menurun (decrement)

#include<stdio.h>

int main()

{

     int MD;

 

     for(MD=8;MD>0;MD--)

    {

printf("Belajar perulangan C++\n");   

 }

 

     return 0;

}

 

Kedua program diatas jika dijalankan akan menghasilkan hasil yang sama, yaitu sebagai berikut:

Belajar perulangan C++

Belajar perulangan C++

Belajar perulangan C++

Belajar perulangan C++

Belajar perulangan C++

Belajar perulangan C++

Belajar perulangan C++

Belajar perulangan C++

 

2. Struktur Perulangan While

Struktur perulangan while adalah perulangan yang melakukan pemeriksaan kondisi di awal blok perulangan. Kita tahu bahwa perulangan hanya akan dilakukan jika kondisi yang didefinisikan terpenuhi (jika kondisi bernilai benar). Hal ini berarti jika kondisi yang didefinisikan tidak terpenuhi (bernilai salah) maka statemen-statemen yang terdapat dalam blok perulangan pun tidak akan pernah dieksekusi oleh program.

Adapun bentuk umum dari struktur perulangan while adalah seperti yang tampak dibawah ini:

while (kondisi){

     Statemen_statemen_yang_akan_diulang;

}

 

Contoh Program dengan Struktur While

Berikut ini contoh program yang menunjukkan perulangan dengan menggunakan struktur while:

Contoh Program dengan Perulangan While

#include <stdio.h>

int main()

{

int MD;     

// Mendeklarasikan variabel MD sebagai Indeks perulangan

MD = 0;

// Melakukan inisialisasi nilai Terhadap variabel MD

while (MD<8){

 

printf ("Belajar perulangan C++ \n");

 

MD++;

 

 

 

}

//Statemen ini berguna untuk menaikkan nilai  MD Setelah MD    bernilai 8 maka perulangan  berhenti

 

 

    

     return 0;

}

Hasil dari program di atas :

Belajar perulangan C++

Belajar perulangan C++

Belajar perulangan C++

Belajar perulangan C++

Belajar perulangan C++

Belajar perulangan C++

Belajar perulangan C++

Belajar perulangan C++

Perlu diperhatikan juga bahwa untuk melakukan perulangan dengan menggunakan struktur while, kita harus behati-hati dalam menentukan inisialisasi nilai awal dan memanipulasi nilai tersebut supaya perulangan dapat berhenti sesuai dengan yang diinginkan. Bagi programmer pemula, hal ini biasanya sering terlupakan sehingga perulangan akan dilakukan secara terus-menerus karena kondisi yang didefinisikan selalu bernilai benar.

3. Struktur Perulangan Do-While

Berbeda dengan struktur while yang melakukan pemeriksaan kondisi di awal blok perulangan, pada struktur do-while kondisi justru ditempatkan di bagian akhir. Hal ini tentu menyebabkan struktur perulangan do-while minimal akan melakukan satu kali proses eksekusi statemen yang akan diulang walaupan kondisi yang didefinisikan tidak terpenuhi (bernilai salah).

Adapun bentuk umum dari struktur perulangan do-while adalah seperti yang tampak dibawah ini:

do {

     Statemen_statemen_yang_akan_diulang;

} while (kondisi);

Berikut 4 Perbedaan mendasar struktur perulangan while dan do-while:

1.       Pada struktur perulangan while, pengecekan kondisi dilakukan di awal blok / pengecekan kondisi dilakukan sebelum eksekusi statemen.

2.       Pada struktur perulangan do-while, pengecekan kondisi dilakukan di akhir blok / pengecekan kondisi dilakukan setelah eksekusi statemen.

3.       Pada struktur perulangan while, jika kondisi yang didefinisikan tidak terpenuhi (bernilai salah) maka statemen-statemen yang terdapat dalam blok perulangan tidak akan pernah dieksekusi oleh program.

4.       Pada struktur perulangan do-while, jika kondisi yang didefinisikan tidak terpenuhi (bernilai salah) maka tetap akan melakukan satu kali eksekusi statemen-statemen yang terdapat dalam blok perulangan.

 

Contoh Program dengan Struktur Do-While

Agar lebih memahami struktur perulangan do-while dan dapat membedakan antara strutur perulangan while dan do-while, kami akan memberikan contoh program yang serupa dengan contoh program pada artikel Perulangan While C++, Lengkap Contoh dan Penjelasan. Berikut ini contoh program yang menunjukkan perulangan dengan menggunakan struktur do-while:

#include <stdio.h>

int main()

{

int MD;

// Mendeklarasikan variabel MD sebagai Indeks perulangan

MD = 25;

// Melakukan inisialisasi nilai terhadap variabel MD

// Perhatikan nilai MD = 25

// Tidak sesuai dengan kondisi "MD < 8"

// Namun tetap akan melakukan satu kali

// Eksekusi statemen yang ada dalam blok perulangan

 

     do{

          printf("Belajar perulangan C++ \n");

         

MD++; 

// Statemen ini berguna untuk menaikkan nilai MD

// Setelah MD bernilai 8 maka perulangan berhenti

 

          }

          while (MD<8);

 

     return 0;

}

 Hasil dari program di atas :

Belajar perulangan C++

Jika nilai awal MD di ubah menjadi 0 atau MD = 0, maka hasilnya adalah :

Belajar perulangan C++

Belajar perulangan C++

Belajar perulangan C++

Belajar perulangan C++

Belajar perulangan C++

Belajar perulangan C++

Belajar perulangan C++

Belajar perulangan C++

 

Dalam menggunakan struktur perulangan do-while kita harus lebih teliti dan berhati-hati saat mendefinisikan kondisi yang terdapat di dalamnya.

 

Sumber : http://www.materidosen.com/2017/05/3-macam-struktur-perulangan-c-lengkap.html